Dry Chemical Powder
Pemadam api bubuk kimia kering.
Last updated
Pemadam api bubuk kimia kering.
Last updated
Dry Chemical Powder adalah partikel halus berupa serbuk kimia kering yang diformulasikan secara khusus untuk dijadikan sebagai media bahan pemadam api.
Sebagai upaya untuk menyesuaian karakteristik kelas api material yang terbakar, dry chemical powder dibedakan menjadi 3 jenis, diantaranya:
Formulasi ABC Dry Chemical Powder merupakan hasil kombinasi antara senyawa kimia Amonium Sulfat (NH₄)₂SO₄
dan Amonium Fosfat (NH₄) ₃PO₄
. Dengan ditambahkan bahan kimia lainnya [mis. anti lembab/air, pewarna, dll], keduanya kemudian dicampur dan diolah dengan sedemikian rupa hingga menjadi partikel halus berupa serbuk kimia kering.
Bubuk kimia kering jenis ABC bersifat asam, bekerja dengan cara menyelimuti permukaan material yang terbakar.
Dry powder juga dapat digunakan untuk kebakaran Kelas Elektrikal. Namun setelah melakukan pemadaman menggunakan dry powder, peralatan elektronik dan perangkat listrik harus dibersihkan sampai benar-benar bersih dan terbebas dari residu dry chemical powder. Jika tidak, dikhawatirkan residu dry powder dapat menyebabkan korosi dan merusak bagian sensitif peralatan elektronik dan perangkat listrik.
Titik leleh atau dekomposisi kimia dry chemical powder berada di tingkat urutan rendah, 150°C hingga 180°C. Dekomposisi kimia dry powder akan bereaksi ketika partikel ini berada di permukaan material yang panas dan membara.
Partikel dry powder akan melebur dan mengembang untuk membentuk penghalang di permukaan material, sehingga partikel akan menutupi seluruh area material yang terbakar dan mencegah api untuk kembali menyala.
Dengan demikian, proses pemadaman api dapat tercapai karena terputusnya salah satu dari tiga unsur dalam Segitiga Api. Namun penghalang yang terbentuk dari hasil dekomposisi kimia tersebut, tidak termasuk sebagai penghalang kadar Oksigen.
Tabung pemadam api jenis ABC Dry Chemical Powder efektif digunakan untuk menanggulangi kebakaran kelas A, kelas B dan kelas C.
ABC dry chemical powder merupakan bubuk racun api serba guna yang hampir dapat digunakan untuk semua Kelas Api yang mampu memadamkan api dalam waktu yang sangat cepat.
Bersifat non-konduktif, tidak menghantar arus listrik.
Komposisinya bisa dimodifikasi. Semakin banyak kandungan ammonium phosphate, semakin efektif pula api dapat dipadamkan.
Meninggalkan residu. Karena bahan pemadam ini karakter fisiknya berupa bubuk kimia kering berbentuk partikel yang sangat halus, maka efek ketika melakukan pemadaman, agent ini akan berhamburan tidak hanya di permukaan material yang terbakar, tetapi juga disekitar area pemadaman.
Mengganggu visualitas. Meski tidak beracun, saat melakukan pemadaman menggunakan dry powder di dalam ruangan, maka bubuk kimia akan berterbangan dan berhamburan di udara sehingga akan mengganggu pandangan karena penglihatan akan terhalang oleh serbuk dry powder ini. Dikhawatirkan hal ini akan mengganggu akses jalur evakuasi, aksi penyelamatan dan tindakan darurat lainnya. Karena alasan diatas, pemerintah Inggris menerbitkan aturan dan undang-undang yang melarang penggunaan tabung pemadam dry powder untuk mobil minibus dan kendaraan umum.
Tidak memberi efek dingin. Karena tidak memberikan efek dingin pada permukaan material yang terbakar, tentunya hal ini mempengaruhi efektifitasnya pada kebakaran kelas A. Foam Liquid AFFF dan Air bekerja lebih unggul dalam penanggulangan kebakaran Kelas A.
Tidak efektif untuk kebakaran Kelas F. Karena tidak memiliki sifat pendingin, ABC dry powder tidak efektif untuk kebakaran kelas F. Karena tingginya suhu panas pada minyak dapat menyebabkan api akan menyala kembali setelah tabung pemadam habis terpakai.
Kemungkinan re-ignition pada kebakaran Kelas B. Apabila digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas B, kemungkinan besar api akan menyala kembali apabila api tidak padam dalam sekali penyemprotan dan/atau api masih bisa menyala kembali apabila sumber nyala api terus berkelanjutan. Namun hal ini tidak berlaku untuk Foam Liquid AFFF.
Larangan untuk Pesawat Terbang. Dry chemical powder [terutama jenis ABC] tidak diizinkan untuk digunakan di dalam atau di dekat pesawat terbang, karena dapat merusak struktur permukaan logam pesawat.
Tidak untuk perangkat elektronik dan Kelas Elektrikal. Peralatan elektronik dan perangkat listrik dengan struktur yang rumit dan banyak rongga, akan sulit untuk dipadamkan oleh dry powder. Meski secara elektrik tidak konduktif, pemadaman menggunakan dry powder pada peralatan listrik dan perangkat elektronik [terutama jenis ABC] juga dapat merusak komponen elektronik tersebut. Namun hal ini tidak berlaku untuk CO2 dan gas Clean Agent.
Berikut daftar unduhan MSDS ABC Dry Chemical Powder.
BC Powder menggunakan Sodium Bicarbonate atau Potassium Bicarbonate sebagai bahan utama untuk memadamkan kebakaran Kelas B & C.
Potassium Bicarbonate dan Sodium Bicarbonate, lebih dikenal publik dengan nama produk Purple-K Dry Chemical Powder. Karena komposisi kandungan bahan yang terkandung di dalam Powder Purple-K, menggunakan 78-93% Potassium Bicarbonate atau 80-90% Sodium Bicarbonate.
Potassium Bicarbonate [Purple-K] diberi karakter warna ungu tujuannya adalah sebagai identitas untuk membedakannya dari bubuk kimia kering lainnya.
Purple-K efektif untuk memadamkan beberapa kebakaran pada peralatan listrik bertegangan, Kelas C. Bahkan Purple-K memiliki efektivitas sekitar 4-5 kali lebih cepat untuk memadamkan kebakaran Kelas B dibanding menggunakan Carbon Dioxide [CO2], dan 2x lebih efektif dibanding menggunakan Sodium Bicarbonate.
Pada pemadaman kebakaran lemak dan minyak goreng, BC Powder turut menghasilkan sedikit efek saponifikasi karena sifat alkalinitasnya. Oleh sebab itu, sebelum ditemukannya Wet Chemical, BC powder digunakan untuk pemadam kebakaran dapur.
Purple-K Dry Chemical Powder umumnya digunakan di kilang minyak, apron bandara [pelataran pesawat], fasilitas militer, kapal perang angkatan laut, kapal selam, pembangkit listrik, dan ditempat-tempat yang memiliki tingkat resiko tinggi terjadinya kebakaran Kelas Api B dan cairan mudah terbakar dalam volume yang besar.
Biasanya, penggunaan Purple-K selalu berpasangan dengan Foam AFFF Concentrate, yang lebih dikenal dengan Twin-agent Fire Extinguishing System. Purple-K bekerja memadamkan api, sementara Foam AFFF bekerja dengan menyelimuti dan memberikan efek dingin.
Purple-K [umumnya semua jenis dry chemical powder] terbukti ampuh memadamkan kebakaran dengan waktu sangat cepat. Namun untuk mencegah api menyala kembali, dibutuhkan bahan pemadam Foam AFFF untuk dijadikan sebagai penghalang uap dengan menyelimuti permukaan cairan yang mudah terbakar serta untuk memberikan efek dingin pada permukaan cairan yang terbakar.
PERHATIAN: Purple-K tidak boleh dicampur dengan media pemadam api lainnya yang berbasis fosfat [bahan dasar ABC dry powder], karena reaksi kimia yang dihasilkan dapat menghancurkan efisiensi Purple-K.
Sama seperti Cara Kerja ABC Dry Powder, bekerja secara langsung menghambat reaksi rantai kimia terbentuknya api. Bedanya, Purple-K memiliki kemampuan untuk menekan kadar dan memutus rantai kimia Oksigen dari api.
Tabung pemadam api jenis BC Dry Chemical Powder efektif digunakan untuk menanggulangi kebakaran Kelas B dan Kelas C.
Mampu memadamkan api dalam waktu yang sangat cepat.
Efektif untuk Kelas B & C.
Bersifat non-konduktif, tidak menghantar arus listrik.
Bersifat non-abrasive, tidak menyebabkan karat dan keropos.
Mengambang saat berada dipermukaan cairan.
Kompatibel dengan sebagian besar Foam Concentrate.
Meninggalkan residu. Karena bahan pemadam ini karakter fisiknya berupa bubuk kimia kering berbentuk partikel yang sangat halus, maka efek ketika melakukan pemadaman, agent ini akan berhamburan tidak hanya di permukaan material yang terbakar, tetapi juga disekitar area pemadaman.
Sulit dibersihkan. Kalau residunya masih dalam keadaan kering, pembersihannya bisa dihisap menggunakan vakum. Tapi kalau residu sudah bercampur dengan air, hidrokarbon dan cairan lainnya, maka residu akan membentuk buih tebal yang sulit untuk dibersihkan [berkerak/bergerutu].
Mengganggu visualitas. Meski tidak beracun, saat melakukan pemadaman menggunakan dry powder di dalam ruangan, maka bubuk kimia akan berterbangan dan berhamburan di udara sehingga akan mengganggu pandangan karena penglihatan akan terhalang oleh serbuk dry powder ini. Dikhawatirkan hal ini akan mengganggu akses jalur evakuasi, aksi penyelamatan dan tindakan darurat lainnya. Karena alasan diatas, pemerintah Inggris menerbitkan aturan dan undang-undang yang melarang penggunaan tabung pemadam dry powder untuk mobil minibus dan kendaraan umum.
Kemungkinan re-ignition pada kebakaran Kelas B. Apabila digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas B, kemungkinan besar api akan menyala kembali apabila api tidak padam dalam sekali penyemprotan dan/atau api masih bisa menyala kembali apabila sumber nyala api terus berkelanjutan. Biasanya, penggunaan Purple-K selalu berpasangan dengan Foam Liquid AFFF yang dikenal dengan Twin-agent Fire Extinguishing System.
D Powder menggunakan Sodium Chloride sebagai bahan utama untuk memadamkan kebakaran logam yang mudah terbakar, seperti magnesium, kalium, natrium, zirkonium, uranium, dll [Kelas D].
Selain Sodium Chloride, komposisi D Powder juga mengandung tambahan bubuk termoplastik, bahan tahan air [metal sterates] dan bahan anti penggumpalan [tricalcium phosphate].
Secara khusus, U.S. Navy [Angkatan Laut A.S] juga turut mengembangkan bahan pemadam api yang terbuat dari unsur bahan tembaga untuk menanggulangi kebakaran yang terbentuk dari api Lithium dan Lithium Alloy.
Diyakini, unsur senyawa tembaga mampu memadamkan api dan memberikan efek pendinginan yang sangat baik untuk meredam panas api. Setelah diteliti, ternyata Cooper Powder [bubuk tembaga kering] jauh lebih unggul dari semua bahan pemadam api lainnya untuk menanggulangi kebakaran api Lithium.
Setelah dikembangkan oleh UKAEA, akhirnya bubuk tembaga kering ini diproduksi dengan nama Ternary Eutectic Chloride [TEC] Dry Chemical Powder. Yang pada dasarnya prinsip kerjanya hampir mirip dengan Sodium Chloride, bedanya bahan pemadam ini sangat beracun.
Dekomposisi kimia D Powder bereaksi ketika partikel ini berada di permukaan material yang panas dan membara, garam akan bertindak seperti pendingin dan menghilangkan panas dari api, kandungan aditif plastik pada Sodium Chloride bekerja dengan cara melebur dan meleleh membentuk kerak di sekitar logam yang terbakar, sampai logam yang terbakar mendingin di bawah suhu titik didihnya.
Namun pemadam yang terjadi, bukan dengan cara memutus Oksigen sebagai salah satu unsur dalam mata rantai reaksi kimia.
Tabung pemadam api jenis D Dry Chemical Powder efektif digunakan untuk menanggulangi kebakaran Kelas D.
Mampu memadamkan api dalam waktu yang sangat cepat.
Efektif untuk Kelas D.
Bersifat non-konduktif, tidak menghantar arus listrik.
Memberi efek pendinginan pada permukaan logam yang mudah terbakar.
Meninggalkan residu. Karena bahan pemadam ini karakter fisiknya berupa bubuk kimia kering berbentuk partikel yang sangat halus, maka efek ketika melakukan pemadaman, agent ini akan berhamburan tidak hanya di permukaan material yang terbakar, tetapi juga disekitar area pemadaman.
Mengganggu visualitas. Meski tidak beracun, saat melakukan pemadaman menggunakan dry powder di dalam ruangan, maka bubuk kimia akan berterbangan dan berhamburan di udara sehingga akan mengganggu pandangan karena penglihatan akan terhalang oleh serbuk dry powder ini. Dikhawatirkan hal ini akan mengganggu akses jalur evakuasi, aksi penyelamatan dan tindakan darurat lainnya. Karena alasan diatas, pemerintah Inggris menerbitkan aturan dan undang-undang yang melarang penggunaan tabung pemadam dry powder untuk mobil minibus dan kendaraan umum.
Tidak memutus Oksigen. D Powder bekerja dengan memberi efek dingin dan penyelimutan.
Wikipedia.
Fire Safety Advice Centre, History of Fire Extinguishers.
Firesafe UK Organization, Portable Fire Extinguisher Guide.
MSDS Lingjack, ABC Dry Chemical Powder. File unduhan: 234.04 Kb [Download]
MSDS Pyrochem, BC Dry Chemical Powder. File unduhan: 84.72 Kb [Download]
MSDS, D Dry Chemical Powder. File unduhan: 0 Kb [Belum tersedia]